Siti Nur Qomaria (Surabaya)
Gadis cilik berusia 12 tahun yang berasal dari Surabaya ini adalah gadis pemberani yang terbiasa dengan hidup yang keras. Gadis yang biasa dipanggil Siti ini bercita-cita menjadi petinju wanita, alasannya karena ia tidak ingin diremehkan oleh laki-laki dan punya keahlian dalam membela diri apabila ada yang ingin menyakiti dirinya. Selain itu, dengan bertinju ia akan mendapatkan uang untuk hidup. Siti adalah anak kelima dari delapan bersaudara, ayahnya adalah seorang sopir cadangan dan ibunya adalah seorang buruh cuci yang juga penjual barang rongsokan. Siti mempunyai kenangan sedih tentang adiknya yang hilang di terminal bus. Ia selalu menangis apabila mengingat kejadian itu. Berlatar belakang hidup yang keras membuat Siti menjadi gadis cilik yang bersemangat untuk selalu menggali bakat dalam dirinya. Untuk tampil dalam program acara Idola Cilik ini, Siti rela berdandan lebih feminin agar maksimal dalam setiap penampilannya diatas panggung.
Raja Sion Nayambaton (Jakarta)
Anak yang berasal dari keluarga berdarah batak ini biasa dipanggil dengan nama Sion. Sion adalah anak berusia 12 tahun yang mempunyai bakat dalam menyanyi. Bersama adik-adiknya, Sion telah memiliki trio dengan teknik menyanyi yang sudah membagi-bagi suara. Dari enam bersaudara, Sion adalah anak yang paling cakap dan percaya diri masuk dalam acara Idola Cilik. Dalam penampilannya, Sion didukung oleh keluarga yang kompak memakai pakaian berwarna hijau.
Angelica Martha Pieter (Jakarta)
Gadis cilik berusia 10 tahun ini adalah kontestan yang memiliki suara paling bagus dibandingkan kontestan lainnya. Gadis cilik yang biasa dipanggil Angel ini adalah gadis cilik penuh talenta dan bakat dalam bernyanyi, ayahnya adalah seorang pengusaha budidaya mutiara (pengekspor ke Jepang) dan ibunya mempunyai sebuah butik batik di JW Marriot. Gadis cilik berbadan bongsor ini sering mengisi pada acara off air dan mengikuti lomba menyanyi Asian Choir. Sebagai kontestan yang bersuara paling bagus diantara yang lainnya, Angel didukung oleh penggemarnya yang selalu kompak berbaju biru.
Rosalin Abhi Prawesti (Blitar)
Gadis cilik asal Blitar berusia 8 tahun ini adalah seorang gadis yang dengan perangai yang sangat halus dan sopan khas Jawa Timur. Ayahnya adalah seorang kepala dusun dan ibunya adalah penjual pakaian. Gadis cilik yang biasa dipanggil Osa ini berbakat dalam menyanyikan lagu campur sari karena ayanya pun suka menyanyi campur sari, selain itu ia adalah anak yang berprestasi di sekolahnya.
TINGGAL KELAS 30 maret 2008
TINGGAL KELAS 30 maret 2008
Nur Wahid Hidayat (Surabaya)
Anak laki-laki berusia 10 tahun asal Surabaya ini, biasa dipanggil Dayat. Walaupun Dayat adalah anak bungsu, tetapi Dayat bukanlah anak yang manja. Setiap hari sehabis pulang sekolah ia selalu ke sanggar alang-alang untuk latihan bernyanyi. Ayahnya bekerja sebagai tukang becak dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Dayat sangat dekat dengan ibunya, alasannya karena ibunya tidak pernah memarahinya. Dayat sangat menyukai grup band Ungu, karena hal itulah maka dalam setiap penampilannya Dayat selalu berdandan seperti Pasha.
Gabriel Stevent Damanik (Batam)
Dewasa, gentleman dan pekerja keras adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh anak berusia 10 tahun yang biasa dipanggil Gabriel ini. Ayahnya adalah seorang calo paspor dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Anak laki-laki asal Batam ini sangat menyayangi adiknya karena adiknya memiliki perbedaan umur yang cukup jauh dengannya. Sifatnya yang suka bekerja keras untuk mendapatkan keinginannya itulah yang membawa Gabriel pergi ke Jakarta untuk pertama kalinya demi mengikuti Idola Cilik. Dibalik semua sifat-sifat kedewasaanya ternyata Gabriel tetaplah seorang anak kecil yang masih suka disuapin oleh ibunya saat makan dan masih suka mengisap jempol ketika tidur.
Sivia Azizah (Jakarta)
Cantik dan sering muncul dalam iklan-iklan televisi, walaupun begitu ia tetap berkeinginan untuk lebih berkecimpung dalam dunia tarik suara. Sivia azizah adalah gadis cilik berusia 11 tahun yang mempunyai banyak pengalaman dalam bernyanyi. Gadis cilik yang biasa dipanggil Via ini pernah bernyanyi sebagai choir children untuk tampil bersama Sadao Watanabe pada acara Java Jazz dan berduet dengan Donni ADA band. Via ingin mencoba menyanyi diatas panggung karena ingin mendapat banyak pengalaman dan ilmu dari guru-guru di Idola Cilik.
“aku ingin menambah ilmu pengetahuan dan pengalamanku di Idola Cilik, terus aku ingin dikenal banyak orang”.
“aku ingin menambah ilmu pengetahuan dan pengalamanku di Idola Cilik, terus aku ingin dikenal banyak orang”.
Riko Anggara (Jakarta)
Hidup sebagai anak yatim piatu tidak menyurutkan semangat anak laki-laki ini untuk mencapai cita-citanya. Anak yang sejak kecil tinggal bersama neneknya ini berusia 11 tahun dan biasa dipanggil Riko. Kakeknya berada di Palembang, bekerja sebagai tukang ngebor jalanan. Untuk hidup ia dan neneknya bergantung dari penghasilan sang kakek. Walaupun mendapatkan uang santunan yatim piatu sebesar Rp.50.000,- Riko selalu berusaha untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Ia pernah mengamen namun sudah kapok karena pernah dikejar kamtib. Tujuan Riko mengikuti Idola Cilik ini adalah supaya ia bisa membantu neneknya dan mempunyai penghasilan sendiri.
“aku sangat ingin membuat nenek bangga sama aku. Aku juga ingin membantu teman-teman anak jalanan yang senasib denganku. Untuk ke depannya aku ingin bisa bernyanyi lebih bagus dan lebih jelas lagi.” TINGGAL KELAS: 13 April 2008
“aku sangat ingin membuat nenek bangga sama aku. Aku juga ingin membantu teman-teman anak jalanan yang senasib denganku. Untuk ke depannya aku ingin bisa bernyanyi lebih bagus dan lebih jelas lagi.” TINGGAL KELAS: 13 April 2008
Fauzia Irva (Bandung)
Semangatnya dalam bernyanyi sesuai dengan ukuran tubuhnya yang subur. Gadis cilik berusia 11 tahun asal Bandung ini biasa dipanggil Irva. Keseriusannya dalam bidang menyanyi ditunjukkannya dengan belajar menyanyi secara otodidak. Gadis cilik yang hidup sederhana ini sangat disayangi oleh ayahnya yang selalu mengantarnya saat tampil di Idola Cilik. Bahkan saking besarnya cinta pada Irva, ayahnya rela bolos kerja setiap kali Irva tampil keatas panggung. Sampai-sampai ayahnya rela pindah kerja dari Bandung ke Jakarta hanya untuk mendukung Irva yang sedang tampil dalam acara Idola Cilik. Oleh karena itu, Irva sangat ingin membuat ayahnya bangga karena sebelumnya, sang ayah tidak mendukung Irva dalam bernyanyi. Untuk membantu pemasukkan keluarga, ibunya membuka warung kelontong dirumahnya.
Goldi Sena Prabowo (Malang)
Bertempat tinggal jauh di daerah pegunungan tidak menghalangi niatnya untuk dapat mendapatkan formulir Idola Cilik. Anak laki-laki berusia 11 tahun berasal dari Malang ini yang biasa dipanggil Goldi, harus turun gunung untuk mendapatkan koran untuk pendaftaran Idola Cilik. Namun sesampainya di kota terdekat, Koran yang ia cari telah habis sehingga ia pun memaksa ayahnya untuk mendapatkan formulir pedaftaran dari website, namun apa daya didaerahnya sinyal telepon selular sangat lemah. Goldi tidak menyerah dan meminta bantuan saudaranya untuk mendaftarkan dirinya dalam audisi Idola Cilik di Surabaya, namun itu pun masih menemui kendala lagi yaitu transportasi. Akhirnya keluarganya sampai meminjam mobil dan berhutang uang bensin untuk membantu Goldi mencapai tempat audisi. Keinginannya sangat besar untuk bisa naik pesawat terbang, tetapi ada lagi keinginannya yang lebih besar yaitu ia ingin disunat.
Septian Putra Manuel (Surabaya)
Anak laki-laki berusia 12 tahun berasal dari Surabaya yang biasa dipanggil Septian ini adalah anak yang pemalu. Namun tidak disangka anak yang pemalu ini adalah anak yang sangat berbakat dalam hal menyanyi. Septian adalah anak yang mempunyai banyak pengalaman sebagai juara I dalam lomba-lomba menyanyi di daerah asalnya. Septian juga sering menyanyi untuk acara-acara pernikahan. Hal ini disebabkan karena ia berasal dari keluarga yang suka menyanyi. Ayahnya bekerja di Semarang, sementara ia tinggal bersama ibunya di Surabaya. Keinginannya dalam mengikuti Idola Cilik adalah untuk mengembangkan bakat menyanyi yang dimilikinya dan dapat lebih membuatnya percaya diri.
Iyan Kusnandiyansyah (Jakarta)
Anak laki-laki berusia 9 tahun ini adalah penyuka musik dangdut. Setiap hari ia berada di sanggar sekam dengan ibu yayasan dan berlatih menyanyi dan berjoged dangdut. Penggemar Inul Daratista ini biasa dipanggil Iyan sehari-harinya. Kedua orang tuanya sudah bercerai. Ayahnya bekerja sebagai orang yang memandikan jenazah di rumah sakit St. Carolus Jakarta dan ibunya adalah seorang pelayan di kafe. Tujuannya dalam mengikuti Idola Cilik adalah karena Iyan sangat ingin membuat ibunya bangga dan ingin dapat berbagi dengan teman-temannya yang berada di jalanan.
TINGGAL KELAS: 06 April 2008.
TINGGAL KELAS: 06 April 2008.
Ashila Zahrantiara (Banten)
Gadis cantik berusia 11 tahun asal Banten ini mempunyai nama panggilan Shilla. Shilla adalah gadis cilik yang mempunyai banyak pengalaman di dunia entertainment. Wajahnya sering muncul di televisi untuk acara anak-anak dan iklan. Pamannya adalah bupati Tangerang dan kedua orang tuanya adalah dokter di RS. Pondok Indah. Shilla pun bercita-cita menjadi dokter seperti kedua orang tuanya. Gadis cilik ini sangat mengidolakan Tompi karena prestasinya yang bisa berhasil di dunia hiburan serta sukses sebagai seorang dokter bedah.
Alyssa Saufika Umari (Banten)
Gadis cilik berusia 11 tahun ini sudah tidak asing lagi kepada dunia hiburan di tanah air. Gadis cilik asal Banten yang biasa dipanggil Ify ini mempunyai ibu yang bekerja sebagai pembaca berita di TVRI. Ify adalah cucu dari Farida Pasya yaitu seorang aktris pemeran Nenek Lampir pada era 80 an. Ify tampil di Idola Cilik dengan didukung oleh penggemarnya yang kompak berpakaian warna biru.
Zahra Damarvia (Jakarta)
Gadis cilik berusia 11 tahun ini adalah anak dengan bakat yang luar biasa. Dengan talenta yang baik di berbagai bidang maka ia tampil di Idola Cilik. Gadis Cilik yang biasa dipanggil Zahra ini mahir bernyanyi dan menari. Salah satu tarian yang mahir ia lakukan adalah tari saman dan ia bisa menyanyi sinden sunda. Ia pun juga suka menciptakan lirik dan lagu sendiri. Selain di bidang hiburan, Zahra adalah anak yang berbakat dalam bidang desain grafis. Zahra jago menggambar dan pintar dalam menulis karya ilmiah berbahasa Inggris.
Rizky P. Egeten (Manado)
Anak laki-laki asal Manado berusia 11 tahun ini adalah anak yang sangat berbakat dalam bidang menyanyi. Biasa dipanggil Kiki, ia berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Idola Cilik dengan dibiayai oleh sanggar tempat ia belajar menyanyi. Ayah Kiki pernah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan wajahnya terluka parah dan kehilangan satu tangan. Walaupun dari kecil Kiki tidak pernah melihat wajah asli ayahnya, Kiki tidak pernah merasa malu dengan keadaan fisik ayahnya yang cacat, karena selama ini yang mengajarinya menyanyi adalah ayahnya yang sudah tidak bisa bekerja lagi. Ibunya adalah seorang karyawan toko. Tujuannya mengikuti Idola Cilik adalah ingin membantu ekonomi keluarganya dan membuat kedua orang tuanya bangga akan bakat yang dimilikinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar